daftar nama wali allah di indonesia

Ilustrasi Laut lepas (Foto: The Jakarta Globe) CLOSE. Ini kisah yang turun temurun diceritakan tentang karomah wali Allah yang bisa berjalan di atas air dan mengangkat kapal yang tenggelam. Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang temasuk ahli perniagaan siap mengarungi samudera, meninggalkan pelabuhan di Mesir. Dilihatdi lauhil mahfudz, nama wanita ini tidak ada di barisan para wali-wali Allah. Lalu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani bermunajat kepada Allah untuk mengetahui siapa wanita ini dan apa yang menjadi amalnya sehingga Nur Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat. Kemudian Allah memerintahkan Malaikat Jibril A.S untuk memberitahukan kepada Syeikh Er Sucht Sie Für Eine Nacht. Waliyullah Qutub 1 2. Sayyidi Muhammad Baqir 4. Sayyidi Musa Al-Kadzim 5. Sayyidi Abi Hasan Ali Bin Musa 6. Sayyidi Ma’ruf Al-Khurhi 8. Sayyidi Abi Bakrin Dilfis Assyibli 9. Sayyidi Abi Fadli Abdul Wachid Attamimi 10. Sayyidi Abdil Faroj Atthortusi 11. Sayyidi Abil Hasan Ali Bin Yusuf Al-Qirsy Al-Hakari 12. Sayyidi Abi Said Al-Mubarok Bin Ali Al-Mahzum Waliyullah Qutub 2 1. Sayyidi Abdul Qodir Al Jaelani 5. Sayyidi Abil Qosimil Junaedi Al Bagdadi 6. Sayyidi Ahmamad Bin Alwan 7. Sayyidi Abie Tholib Al Makkie Waliyullah Qutub 3 2. Sayyidi Muhammad Al-Hattak 13. Sayyidi Muhammad Murod Waliyullah Qutub 4 1. Sayyidi Abil Hasan Asyadzili 2. Sayyidi Syamsudien Al Hanafi 3. Sayyidi Abi Abdillah Muhammad Bin Sulaiman Al Jazuli 4. Sayyidi Muhammad Bahauddin Anaqsabandi 5. Sayyidi Jalalludien Arrumi 6. Sayyidi Hasan Al Basri 7. Sayyidi Sofyan Assauri 8. Sayyidati Robi’ah Al-Adawiyah 9. Sayyidi Muhyidin Al Arobie 10. Sayyidi Muhyidin An Nawawi 11. Sayyidi Husain ibnu Mansur Al-Hallaj 12. Sayyidi Muhammad Baba As-Samasi Waliyullah Qutub 5 1. Sayyidi Imam Al Ghozali 2. Sayyidi Ahmad Al Ghozali 3. Sayyidi Ahmad Ali Al Bunny 4. Sayyidi Ahmad Addaerobi 5. Sayyidi Ahmad Attijani 6. Sayyidi Ahmad Bin Iddris 7. Sayyidi Ahmad Al-Husni 8. Sayyidi Abi Yazid Al Busthomi 10. Sayyidi Ibnu Atho’illah Assakandari 13. Sayyidi Yusuf Al Hamdani 14. Sayyidi Muhammad Abdul Kholiq Al Ghozwani Waliyullah Qutub 6 1. Sayyidi Muhammad Bakri 2. Sayyidi Abdullah Assattar 3. Sayyidi Abi Yazid Al-Isyki 4. Sayyidi Ibrohim Bin Adam 5. Sayyidi Dzunnun Al-Misri 6. Sayyidi Usman Al-Jurjani 7. Sayyidi Malik Bin Dinar 8. Sayyidi Muhammad Sanusi 9. Sayyidi Syihabudin Suhrowardi 10. Sayyidi Taqyudin Ad-Damsiq Al-Hanbaly 11. Sayyidi Yusup bin Ismail An-Nabhani 12. Sayyidi Abi Hayullah Al-Marzuki Almaliki Waliyullah Qutub 7 1. Sayyidi Abdullah Bin Alwi Al Haddad 2. Sayyidi Alwi Bin Ubaidillah Bin Muhajir 3. Sayyidi Abdul Aziz Bin Mas’ud Addabagh 4. Sayyidi Hammad Addabas 5. Sayyidi Abdus Salam Bin Masyis 6. Sayyidi Abi Ya’la Al-Misri 8. Sayyidi Muhammad Amin Al-Kurdi 9. Sayyidi Abil Qosim Abdul Karim Al-Qusyairi 13. Sayyidi Abi Abdillah Syamsuddin Al-Asfihani 14. Sayyidi Syihabbudin Ahmad Al Qolyubi Al Misri 15. Sayyidi Faqih Al-Muqoddam Muhammad Bin Ali Wali Songo 1. Syaikh Maulana Malik Ibrahim Tebuireng 1. Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari 2. Kyai Abdul Wahid Hasyim Asy’ari 3. Kyai Abdul Kholiq Hasyim 4. Kyai Abdul Karim Hasyim 14. Kyai Ishoimudin Hadiq 15. Kyai Abdurrahman Wachid Guru Guru 1. Syaikh Ahmad Khotib Sambas 2. Syaikh Mahfud Attirmasi 4. Syaikh Abdul Karim Banten 5. Syaikh Ahmad Mutamakkin Kajen Pati 6. Syaikh Muhamad Kholil Bangkalan 7. Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari 8. Sayid Muhammad Bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani 9. Syaikh Sholeh Al-Ja’fari Al Azhar 11. Kyai Abdulloh Mubarok Dan Abah Anom Tasikmalaya 12. Kyai Abu Syamsudin Batu Ampar Madura 15. Kyai Syamsul Arifin Dan Kyai As’ad Syamsul Arifin Asembagus Situbondo 16. Kyai Muhtar Syafaat Blog Agung Banyuwangi 17. Kyai Muhammad Siddiq Dan Kyai Ahmad Shiddiq Jember 18. Kyai Muhamad Nur Panti Jember 19. Kyai Ahmad Hafid Nogosari Jember 21. Habib Sholeh Bin Muhsin Al Hamid Tanggul 22. Mbah Kyai Kurmain Kasian 23. Mbah Kyai Usman Kutodawung 25. Sayid Sulaiman Mojoagung 26. Kyai Mustaain Romli Jombang 27. Kyai Bisri Syamsuri Jombang 28. Kyai Abdul Wahhab Jombang 30. Kyai Abdul Manaf Lirboyo Kediri 31. Kyai Muhammad Ma’ruf Kedunglo Kediri 32. Kyai Ma’shum Punduh Magelang 33. Kyai Dalhar Watu Conggol Magelang 34. Kyai Fahrur Rozi Bulu Salaman Magelang 35. Kyai Muhajir Bendo Pare Kediri Wali beralih ke halaman ini. Dalam artikel ini, wali merujuk ke Wali Allah. Dalam kegunaan lain, wali juga dapat berarti wakil atau pengampu, misalnya wali murid atau wali kelasWalī Bahasa Arabالولي, Wali Allah atau Walīyu 'llāh, dalam bahasa Arab berarti adalah 'seseorang yang dipercaya' atau 'pelindung', makna secara umum menjadi 'Teman Allah' dalam kalimat walīyu 'llāh. Al Qur'an menjelaskan Waliallah memiliki arti orang yang beriman dan bertakwa. “Ingatlah sesungguh wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yg beriman dan mereka selalu bertakwa.” Yunus 1062 - Al-Furqan dalam kitab Majmu’atut Tauhid hal. 339Dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasulullah shalalahu alaihi wa sallam “Sesungguhnya Allah telah berfirman Barangsiapa yang memusuhi Waliku maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang kepadanya, dan tidaklah seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan senantiasa seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta sesuatu kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya”.Sedangkan wali dalam kisah penyebaran Islam di nusantara, menurut konsensus para ulama dan raja waktu itu, terdapat 9 orang yang patut dianggap sebagai wali, karena mereka sangat mumpuni baik dari ilmu agama Islam maupun bobot segala jasa dan karomahnya terhadap kehidupan masyarakat dan kenegaraannya, yang dikenal dengan sebutan walisongo sanga dalam Bahasa Jawa berarti sembilan.Daftar isi1 Etimologi2 Dua golongan Assaabiquun Almuqarrabuun barisan terdepan dari orang-orang yang dekat dengan Allah Ashaabulyamiin golongan kanan3 Ciri-Ciri Wali Bertaqwa4 Lihat pula5 ReferensiEtimologiKata wali’ bila ditinjau dari segi bahasa berasal dari kata al-wilayah’ yg arti adl kekuasaan’ dan daerah’ sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Sikkit, atau terambil dari kata al-walayah’ yg berarti pertolongan. Adapun secara terminologi menurut pengertian sebagian ulama ahlussunah, wali adalah orang yang beriman lagi bertakwa tetapi ia bukan seorang nabi. Sebagian ulama lain berpendapat bahwa seluruh orang yang beriman lagi bertaqwa adalah disebut wali Allah, dan wali Allah yang paling utama adalah para nabi, yang paling utama di antara para nabi adalah para rasul, yang paling utama di antara para rasul adalah Ulul azmi, yang paling utama di antara Ulul azmi adalah Muhammad. Maka para wali Allah tersebut memiliki perberbedaan dalam tingkat keimanan mereka, sebagaimana mereka memiliki tingkat yang berbeda pula dalam kedekatan Mereka dengan golongan waliAssaabiquun Almuqarrabuun barisan terdepan dari orang-orang yang dekat dengan AllahMereka yang melakukan hal-hal yang mandub sunnah serta menjauhi hal-hal yang makruh disamping melakukan hal-hal yang wajib. Sebagaimana lanjutan hadits "Dan senantiasa seorang hambaku mendekatkan diri kepadaku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya."Ashaabulyamiin golongan kananMereka hanya cukup dengan melaksanakan hal-hal yang wajib saja serta menjauhi hal-hal yang diharamkan, tanpa melakukan hal-hal yang mandub atau menjauhi hal-hal yang makruh. Sebagaimana yang disebutkan dalam potongan hadits di atas “Dan tidaklah seorang hambaku mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya”.Kedua golongan ini disebutkan Allah dalan firman-Nya “Adapun jika ia termasuk golongan yang dekat kepada Allah. Maka dia memperoleh ketentraman dan rezki serta surga kenikmatan. Dan adapun jika ia termasuk golongan kanan. Maka keselamatan bagimu dari golongan kanan”. Al Waaqi’ah 88-91. Kemudian para wali itu terbagi pula menurut amalan dan perbuatan mereka kepada dua bagian; wali Allah dan wali setan. Maka untuk membedakan di antara kedua jenis wali ini dapat dilihat dari amalan seorang wali tersebut, bila amalannya benar menurut Al Quran dan sunnah maka dia adalah wali Allah sebaliknya bila amalannya penuh dengan kesyirikan dan segala bentuk bid’ah maka dia adalah wali Wali AllahAllah telah menyebutkan ciri para wali-Nya dalam firmannya, “Ingatlah, sesungguhnya para wali-wali Allah Mereka tidak merasa takut dan tidak pula merasa sedih. Yaitu orang-orang yang beriman lagi bertaqwa”. Yunus 62-63. Berikut kita akan rinci ciri-ciri dari kedua jenis wali tersebutBerimanKeimanan yang yang dimilikinya tidak dicampuri oleh berbagai bentuk kesyirikan. Keimanan tersebut tidak hanya sekedar pengakuan tetapi keimanan yang mengantarkan kepada bertakwa. Landasan keimanan yang pertama adalah Dua kalimat syahadat. Maka orang yang tidak mengucapkan dua kalimat syahadat atau melakukan hal-hal yang membatalkan kalimat tauhid tersebut adalah bukan wali Allah. Seperti menjadikan wali sebagai perantara dalam beribadah kepada Allah, atau menganggap bahwa hukum selain Islam adalah sama atau lebih baik dari hukum Islam. Atau berpendapat semua agama adalah benar. Atau berkeyakinan bahwa kenabian dan kerasulan tetap ada sampai hari kiamat bahwa Muhammad bukan penutup segala rasul dan melakukan apa yang diperintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits ini yaitu melakukan hal-hal yang diwajibkan agama, ditambah lagi dengan amalan-amalan sunnah. Maka oleh sebab itu kalau ada orang yang mengaku sebagai wali, tapi ia meninggalkan beramal kepada Allah maka ia termasuk pada jenis wali yang kedua yaitu wali setan. Atau melakukan ibadah-ibadah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Baik dalam bentuk salat maupun zikir, pulaWalisongoSunanReferensiCiri-ciri Waliwali Allah vs. wali thaghutMeluruskan makna wali AllahSumber Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia Pahlawan Indonesia, Penjelasan Tentang Sejarah Wali Songo atau Sembilan Wali Lengkap Beserta Silsilah, Nama Asli, Lahir Dan Wafatnya. Assalammuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, berikut ini pembahasan sejarah Wali Songo, akan dibahas secara rinci satu persatu nama-nama asli para wali beserta tahun lahir dan wafatnya, untuk lebih lengkap mari simak penjelasan di bawah ini. Wali Songo adalah berasal dari kata “Wali “ dan “Songo” sebuah kata yang berasal dari tanah Arab yang berarti “ Waliyullah” yang mencintai Allah dan dicintai Allah swt. Sedangkan “ Songo” kata yang berasal dari tanah Jawa yang berarti Sembilan jadi Wali Songo adalah Sembilan Waliyullah, dan para wali tersebut memiliki masing-masing karomah yang diberi oleh Allah SWT. Wali Songo adalah tokoh penting dalam penyebaran agama islam di Indonesia khusus nya di tanah jawa pada abad ke-14 di mulai saat berakhirnya kerajaan hindu dan budha serta untuk memulai era kebudayaan agama islam. Wali Songo berdakwah dan mengajak masyarakat Indonesia untuk masuk dan mengikuti ajaran agama islam tanpa paksaan dalam berdakwah mereka, setiap wali atau sunan memiliki wilayah masing-masing dalam penyebaran ajaran agama islam hingga tersebarnya agama islam di negeri kita tercinta ini. Nama Wali Songo Sunan Gresik Sunan Ampel Sunan Bonang Sunan Drajat Sunan Kudus Sunan Giri Sunan Kalijaga Sunan Muria Sunan Gunung Jati Nama Wali Songo Gambar Wali Songo Sesuai namanya yang kita ketahui yaitu Wali Songo berarti Sembilan Waliyullah, maka akan disebutkan urutan-urutannya beserta nama asli para Wali Songo tersebut yang perlu anda ketahui Sunan Gresik Gambar Sunan Gresik Sunan Gresik merupakan sunan yang pertama kali serta guru dari para wali dan beliau merupakan yang tertua dari para Wali Songo dalam menyebarkan ajaran agama islam di negeri kita tercinta ini. Sebelum beliau menyebarkan ajaran agama islam lalu hijrah ke tanah jawa tepatnya dipulau jawa yaitu gresik beliau menikahi seorang putri raja serta memiliki dua putra yaitu Sunan Ampel Raden Ahmad yang kelak meneruskan sepeninggal Sunan Gresik serta Raden Santri Rasyid Ali Murtadha Lalu siapa nama asli sunan Gresik ? beliau tepatnya bernama asli “ Maulana Malik Ibrahim” yang berasal dari negeri Champa untuk datang ke Indonesia tepat nya di gresik yang ditemani para sahabatnya berdakwah tepat nya berada di desa sembolo sekarang bernama desa Leran kecamatan Manyar sebelah utara kota Gresik. Selama dalam misi dakwah menyebarkan ajaran agama islam beliau berdagang serta bercocok tanam dan banyak masyarakat bersimpati lalu mengikuti ajaran dan arahan beliau,serta beliau mendirikan masjid dan pondok-pondok pesantren. Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim wafat tahun 1419 tepatnya didesa Leran,Manyar kota Gresik yang dimakamkan bertepat di desa Gapura kota Gresik,Jawa Timur. Baca Juga Sejarah Kerajaan Banten Sunan Ampel Gambar Sunan Ampel Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, beliau lahir di Champa 1401 masehi, putra dari Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim Sunan Ampel menikah dengan Dewi Condrowati yang bergelar Nyai Ageng Manila, beliau penyebar ajaran agama islam tertua di pulau jawa, pesantrennya berada di Ampel Denta, Surabaya. Sedangkan Dewi Condrowati ini merupakan putri dari adipati Tuban yaitu Arya Teja, Sunan Ampel juga menikah dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning, hasil dari pernikahannya dengan Dewi Condrowati berputra-putri Raden Makhdum Ibrahim Sunan Bonang, Siti Syari’ah, Raden Qasim Sunan Derajat, Sunan Sedayu, Siti Mutma’innah, dan Siti Hafsah. Sedangkan dari pernikahan dengan Dewi Karimah berputra-putri Dewi Murtasiyah yang juga merupakan istri dari Sunan Giri, Dewi Murtasimah Dewi Asyiqah yang juga merupakan istri dari Raden Fatah, Raden Husamuddin Sunan Lamongan, Raden Zaenal Abidin Sunan Demak, Pangeran Tumapel dan Raden Faqih Sunan Ampel 2. Saat tahun 1443 Sunan Ampel datang ke pulau Jawa menemui bibinya Dwarawati, Dwarawati sendiri adalah seorang putri Champa yang menikah dengan raja Majapahit bernama Prabu Kertawijaya. Dalam berdakwah menyampaikan ajarannya Sunan Ampel terbilang cukuplah unik, masyarakat mengenal ajarannya dengan sebutan Moh Limo, yaitu Moh Main jangan main judi, Moh Ngombe jangan minuman keras, Moh Maling jangan maling, Moh Madat tidak mengkonsumsi narkoba, Moh Madon jangan berzina. Tujuan dakwah Sunan Ampel tersebut bertujuan untuk memperbaiki kerusakan akhlaq masyarakat pada saat itu, lalu ditahun 1479 M Sunan Ampel mendirikan Masjid Agung Demak, kemudian beliau wafat tahun 1481 dikota demak, dimakamkan sebelah Masjid Ampel, Surabaya. Baca Juga Kerajaan Islam Tertua di Indonesia Sunan Bonang Gambar Sunan Bonang Sunan Bonang lahir ditahun 1465, beliau termasuk wali songo, bernama asli adalah Maulana Makhdum Ibrahim merupakan putra dari Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila. Sunan Bonang sendiri sempat mempelajari agama islam hingga ke Malaka di daerah Pasai, lalu kemudian beliau pulang ke Tuban dan berdakwah disana, bertujuan untuk menyebarluaskan ajaran agama islam. Metode dakwah yang beliau sampaikan dengan cara seni musik agar menarik masyarakat, hingga melahirkan sebua karya seni seperti tembang wijil , tombo ati hingga kesenian lain seperti gamelan dan rebab. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 masehi dan dimakamkan dikota Tuban. Baca Juga Kerajaan Kutai Sunan Drajat Gambar Sunan Drajat Wali Songo Selanjutnya adalah Sunan Drajat, Sunan Drajat bernama asli Raden Qosim, yang merupakan putra bungsu dari Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, beliau juga merupakan saudara dari Sunan Bonang, beliau Sunan Drajat menyebar luaskan ajaran agama Islam di Desa Paciran Lamongan. Pada awal mula beliau berdakwah dipesisir pantai gresik, hingga akhirnya menetap di Lamongan, kemudian mendirikan Padepokan santri Dalem Duwur, beliau wafat pada abad ke-16 masehi dan dimakamkan di Pacitan, Lamongan. Atas dasar dalam menyebarkan ajaran agama islam dan usahanya menanggulangi kemiskinan dengan menciptakan kehidupan yang makmur bagi warganya, akhirnya beliau memperoleh gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah Sultan Demak tahun 1520 Masehi. Sunan Kudus Gambar Sunan Kudus Sunan Kudus bernama asli Jafar Sidiq berasal dari Al-Quds Yerussalem Palestina lahir sekitar 1500 Masehi, yang merupakan seorang putra dari Ustman Haji. Dalam menyebarkan ajaran agama islam di Kudus, Sunan Kudus banyak berguru dan menimba ilmu kepada Sunan Kalijaga, maka tidak heran ajaran beliau sama dengan Sunan Kalijaga. Dalam menyebarkan ajaran islam beliau menekankan pada kearifan budaya lokal masyarakat setempat, karena telah memberikan pondasi pengajaran keagamaan dan kebudayaan yang toleran diperlihatkan oleh Sunan Kudus salah satunya tidak boleh menyembelih sapi, karena saat itu sapi di anggap sebagai hewan suci. Sehingga, ajaran agama Islam dari sunan Kudus ini menekankan pada toleransi beragama. Beliau juga menciptakan cerita keagamaan yang berjudul Gending Maskumambang dan Mijil, beliau Sunan Kudus wafat pada tahun 1550 Masehi dan dimakamkan di pemakaman Masjid Menara Kudus. Sunan Giri Gambar Sunan Giri Sunan Giri adalah salah seorang Wali Songo beliau lahir di Blambangan tahun 1442 masehi, Sunan Giri merupakan putra dari Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu yaitu putri dari Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa akhir kerajaan Majapahit, serta pendiri Kerajaan Giri yang berada di daerah Gresik, Jawa Timur Dalam usahanya beliau mendirikan Kerajaan Giri di Gresik, Jawa Timur dengan bermaksud menyebar luaskan ajaran islam, yang bahkan pengaruhnya sampai Madura, Lombok, Kalimantan hingga Maluku. Sunan Giri sendiri memiliki banyak nama panggilan yang diantaranya adalah Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden Ainul Yakin Dan Joko Samudro. Sunan Giri belajar agama islam dengan Sunan Ampel dalam mendalami ajaran agama islam. Dalam berdakwah beliau dengan cara menciptakan unsur lagu dan permainan anak, dalam rangka untuk mengenalkan ajaran agama Islam kepada anak-anak. Sunan Giri wafat pada abad 16 Masehi dan dimakamkan di Gresik Jawa Timur. Baca Juga Kerajaan Sriwijaya Sunan Kalijaga Gambar Sunan Kalijaga Sunan Kalijaga adalah seorang tokoh Wali Songo, lahir tahun 1450 masehi, yang merupakan putra dari Raden Ahmad Sahuri adipati tuban ke 8 dan Dewi Nawangarum putri Raden Kidang Telangkas atau Abdurrahim Al-Maghribi Nama asli dari Sunan Kalijaga adalah Raden Said serta memiliki nama lain yaitu Lokajaya, Syeh Malaya, Pangeran Tuban dan Raden Abdurahman. Beliau Sunan kalijaga, dari kecil dikenal sebagai wali yang sangat dekat dengan muslim di Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh ajaran islam ke dalam tradisi dan budaya Jawa Nama Kalijaga sendiri berasal dari desa Kalijaga, yang pada saat itu berdiam dan sering berendam bertapa disungai , makanya beliau disebut Sunan penjaga kali, serta berguru menimbah ilmu kepada Sunan Bonang. Sunan Kalijaga berdakwah menyebarkan ajaran islam kepada masyarakat, sehingga masyarakat bersimpati kepada beliau, karena Sunan Kalijaga murid dari Sunan Bonang jadi metode berdakwah beliau tidaklah jauh berbeda dengan Sunan Bonang melalui media seni dan kesastraan serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah, yang terkenal adalah ilir-ilir dan gundul-gundul pacul. Beliau wafat pada abad ke-15 masehi dan dimakamkan di Kadilangu, Demak Tengah. Baca Juga Sejarah Kerajaan Demak Sunan Muria Gambar Sunan Muria Wali Songo Selanjutnya adalah Sunan Muria, lahir dengan nama Raden Umar Said nama kecilnya Raden Prawoto, beliau adalah putra dari Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Saroh putru Sunan Ngudung. Nama Muria sendiri di ambil berdasarkan nama sebuah lereng gunung yaitu Lereng Gunung Muria, kota Kudus. Dalam menyebarkan ajaran islam, beliau menyampaikannya dengan cara halus meniru cara ayahnya Sunan Kalijaga, Sunan Muria sendiri lebih senang menyebarkan ajaran islam di daerah-daerah terpencil pesisir pantai dan pegunungan. Metode dakwah yang disampaikan Sunan Muria dengan cara tetap mempertahankan seni dan budaya sebagai alat dakwahnya, sehingga cara ini Sunan Muria dikenal sebagai sunan yang berdakwah topo ngeli serta beliau dikenal sebagai pribadi yang mampu berbaur dan memecahkan berbagai macam masalah. Beliau juga menciptakan karya seni berupa tembang jawa yang berjudul Tembang Sinom dan Kinanti, hingga pada tahun abad 16 beliau wafat, dimakamkan di Gunung Muria Kudus. Baca Juga Doa Nurbuat Sunan Gunung Jati Gambar Sunan Gunung Jati Sunan Gunung Jati bernama asli Syarif Hidayatullah, lahir tahun 1448 masehi, dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan Nyai Rarasantang putri Prabu Siliwangi. Dalam carita Purwaka Cariban Nagari beliau mendapat gelar Raja Pandita karena dihormati Kerajaan Demak dan Pajang. Tahun 1475 Masehi, beliau singgah di Gujarat dan Pasai untuk memperdalam ajaran agama islam pada masa kepemimpinan Pangeran Cakrabuana, dalam rangka menyebarkan ajaran islam beliau mendirikan Masjid Demak guna bermusyawarah dengan para Wali Karena pergaulan beliau dengan para Wali dan Kesultanan Demak, menjadikan beliau mendirikan Kesultanan Pakungwati dan beliau mendirikan pesantren disana, tepatnya di Cirebon, Pada tahun 1570 masehi, Sunan Gunung Jati wafat serta dimakamkan di Desa Astana, Cirebon. Demikianlah sedikit ulasan tentang sejarah Wali Songo beserta nama aslinya, sehingga keberadaan para Wali Songo sangatlah berpengaruh dalam menyebarkan ajaran-ajaran agama islam di nusantara Indonesia yang kita cintai ini. Baca Juga Link Artikel Lainnya Sejarah Kerajaan Demak Kerajaan Kutai Sejarah Kerajaan Banten Sejarah Islam di Arab Kerajaan Islam Tertua di Indonesia Kerajaan Sriwijaya pixabay Nama-nama Ulama Indonesia yang mendunia. - Selain Wali Songo, peran para ulama Indonesia juga tidak bisa dilupakan. Keberadaan mereka tidak hanya berperan dalam hal agama. Namun juga politik. Bahkan mereka menjadi salah satu penyebab muncul dan berjayanya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Sebab peran ulama sangat menonjol sekali dalam pemerintahan yang fungsinya memperkokoh kedudukan para pemimpin. Fungsi lain dari para ulama adalah memberi nasihat spiritual sekaligus memberi legitimasi politik di tengah rakyatnya yang beralih menjadi muslim. Ulama juga memegang peran penting dalam menentukan kehidupan keagamaan. Jika Wali Songo ada 9 orang, maka ada juga banyak ulama Indonesia yang meninggalkan karya monumental. Misalnya Syamsuddin al-Sumaterani w. 1693 M, Nuruddin ar-Raniri w. 1658 M, Abdul Rauf al-Sinkili w. 1693 M, dan Yusuf al-Makassari w. 1699 M. Selanjutnya, pada abad 18 muncul Abdus Samad al-Falimbani w. 1789 M dan Syekh Daud al-Fatani w. 1847 M. Namun para ulama Indonesia itu tidak hanya memberikan sumbangsih besar untuk Indonesia, tetapi mewarnai wajah dunia sampai saat ini. Inilah nama-nama para ulama Indonesia yang mendunia Baca Juga Alasan Ulama Indonesia Syekh Yusuf Menjadi Pahlawan di Negara Lain PROMOTED CONTENT Video Pilihan Surabaya - Siapa yang tidak kenal Wali Songo? Masyarakat beragama muslim di Indonesia pasti sudah tak asing lagi dengan Wali Songo. Para Wali Songo tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa dikenal gigih menyebarkan ajaran agama Islam pada abad ke 14 di tanah Jawa dan kerap berdakwah tanpa memaksa harus masuk Jawa Timur, ada 5 Wali Songo yang lokasi makamnya membentang dari Surabaya hingga ke Kota Tuban. Makamnya pun terawat dengan bagus. Hingga kini ke-5 makam waliyulloh tersebut ramai dikunjungi peziarah. Ke-5 Wali Songo itu yakni Sunan Ampel Surabaya, Sunan Giri, Sunan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Drajat Lamongan dan Sunan Bonang Tuban. Berikut 5 Nama dan Makam Wali Songo dan Nama Aslinya tersebar di Jatim, Sudah Tahu?1. Sunan Ampel atau Raden RahmatSalah satu anggota Wali Songo yang memiliki peranan penting dalam pengembangan dakwah Islam di Pulau Jawa adalah Sunan Ampel. Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481. Petilasan Sunan Ampel berada di jantung Kota Surabaya atau sebelah barat Masjid Ampel di Jalan Ampel, Petukangan I, Ampel, Kecamatan Ampel menempati peranan penting penyebaran Islam di Indonesia. Sunan Ampel juga pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur. Salah satu muridnya yang paling terkenal adalah Sunan Giri, Gresik, Raden Patah yang makamnya ada di Kota Demak dan Mbah HisyamudinHingga kini makam Sunan Ampel sering dikunjungi wisatawan untuk melihat sejarah dan juga untuk mengalap Sunan Gresik atau Syekh Maulana Malik IbrahimSunan Gresik atau Syekh Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan nama Maulana Maghribi Syekh Maghribi. Sunan Gresik diperkirakan lahir pada pertengahan abad ke 14. Namun hingga kini belum diketahui secara pasti sejarah tempat dan tahun Gresik dimakamkan di Jalan Malik Ibrahim Desa Gapurosukolilo, Kota Gresik, Jawa Timur. Sunan Gresik berasal dari keluarga muslim yang taat. Kendati ia belajar agama Islam sejak kecil, namun tidak diketahui siapa saja gurunya hingga ia menjadi abad ke-14, Sunan Gresik ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam ke Asia Tenggara. Ia berlabuh di Desa Leran, Gresik. Saat itu, Gresik merupakan bandar Kerajaan Majapahit. Tentu saja masyarakat saat itu banyak yang memeluk agama Hindu dan Buddha. Di Gresik, dia menjadi pedagang dan tabib di sela-sela Gresik berdakwah berdagang di tempat terbuka dekat pelabuhan agar masyarakat tidak kaget dengan ajaran baru yang dibawanya. Sunan Gresik berhasil mengundang simpati masyarakat, termasuk Raja Brawijaya. Akhirnya, ia diangkat sebagai Syahbandar atau kepala hanya jadi pedagang andal, Sunan Gresik juga mengajarkan cara bercocok tanam kepada masyarakat kelas bawah yang selama ini dipandang sebelah mata. Karena strategi dakwah inilah, ajaran agama Islam secara berangsur-angsur diterima oleh masyarakat religi Makam Sunan Drajat/ Foto Istimewa3. Sunan GiriSunan Giri memiliki nama asli Raden Paku. Sunan Giri merupakan putra Maulana Ishak. Semasa hidupnya ditugaskan Sunan Ampel untuk menyebarkan ajaran agama Islam di Blambangan. Makamnya berada di Jalan Sunan Giri Gresik Kecamatan Giri pernah belajar di Pesantren Ampel Denta dan melakukan perjalanan haji bersama Sunan Bonang. Saat itu, Sunan Giri mendirikan sebuah pesantren di daerah Giri. Sunan Giri juga dikenal sebagai sang ahli tata berada di ketinggian sekitar 120 meter di atas permukaan laut. Kompleks ini masih mempertahankan gaya bangunan Kerajaan Astana Giri Kedaton. Area makam utama Sunan Giri dikelilingi tembok dengan ukiran Sunan DrajatSunan Drajat atau Raden Qasim Makam utama Sunan Drajat berada di dalam cungkup yang dindingnya diukir dengan relief. Di dekat kompleks makamnya, terdapat pula Museum Sunan Drajat yang berisi gamelan kuno milik Sunan Drajat dan beberapa alat musik tradisional makamnya berada di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Sunan Drajat menyebarkan agama Islam di Lamongan dan memiliki perhatian yang sangat besar terhadap masalah datang ke Desa Banjaranyar, Paciran, dia mendatangi pesisir Lamongan yang gersang bernama Desa Jelak. Masyarakat sekitar masih menganut agama Hindu dan Buddha. Di desa tersebut, Sunan Drajat membangun musala untuk beribadah dan mengajarkan agama Drajat juga membangun daerah baru di dalam hutan belantara. Dia mengubahnya menjadi daerah yang berkembang, subur, serta makmur. Daerah tersebut bernama Drajat dan akhirnya diberi gelar Sunan Drajat merupakan Wali Songo yang memiliki banyak nama, yaitu Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, dan Maulana Hasyim. Pada 1484, dia diberi gelar oleh Raden Patah dari Demak, yaitu Sunan Mayang Sunan BonangSunan Bonang salah satu Wali Songo yang menyebarkan ajaran agama Islam di Tanah Jawa. Ia memiliki nama asli Syekh Maulana Makdum Ibrahim, putra dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati Nyai Ageng Manila.Makamnya berada di Jalan KH Mustain Kelurahan Kutorejo Kecamatan Tuban. Saat memasuki komplek pemakaman tampak 3 gapura bergaya Bonang menyebarkan ajaran agama Islam dengan cara menyesuaikan diri terhadap corak kebudayaan masyarakat Jawa. Seperti diketahui, orang Jawa sangat menggemari wayang dan musik itulah, Sunan Bonang menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. Setiap bait lagu ciptaannya diselingi ucapan dua kalimat syahadat sehingga musik gamelan yang mengiringinya kini dikenal dengan istilah sekaten. Simak Video "Batu Ini Konon Tempat Sujud Sunan Bonang di Rembang" [GambasVideo 20detik] fat/fat

daftar nama wali allah di indonesia